Sabtu, 05 Februari 2011

menanti sebilah sayap


pagi ini aku bangun dengan sejuta kekagetan. bagaimana tidak aku bermimpi bertemu dengan seorang peri yang cantik jelita,. aku merasa belum pernah berjumpa dengan wajah seteduh dan selembut ini. dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah peri itu mengajakku terbang kekayangan miliknya...

haiiiii.... "sapanya dengan penuh kelembutan"

hhhaaaiii juujujugggga... jawabku sedkit gagap..

bagimana tidak mendadak gagap, disapa oleh seorang wanita yang cuuuaaantiiknya luar biasa.

ngapain kamu disitu???? tanyanya penuh selidik

gak ngapa-ngapain, hanya melepas penat saja. jawabku sekenanya

kamu??? aku balik bertanya

aku sedang menunggumu.. jawabnya serius

untuk apa kau menungguku??? tanyaku lagi

aku akan mengajakmu terbang ke kayangan milikku.. jawabnya sambil tersenyum

waaaaaah..
menurutku ini sebuah penghinaan, bagaimana tidak sudah tau aku hanyalah manusia biasa. gak punya sayap gimana bisa terbang..

aku akan memberikan sebilah sayapku kepadamu. jawabnya membuyarkan lamunanku.

hmmmm....
tapi apakah bisa terbang kalau hanya memakai sebilah sayap, bukankah kalau terbang itu membutuhkan sepasang sayap??? tanyaku penuh selidik

iya sich... tapi itu kalau kita terbangnya sendiri-sendiri. ia mencoba menjelaskan maksudnya,

maksudnya??? tanyaku penuh kebingungan.

kita akan terbang bersama, dengan satu sayap ditubuhmu dan satu sayap ditubuhku. kita saling membantu, saling percaya, agar bisa mencapai kayangan. jelasnya lagi.

tapi aku masih belum percaya, kalau kita bisa terbang hanya dengan satu sayap saja. walaupun kita saling percaya, saling kerjasama. bantahku dengan penuh keraguan.

mungkin semua orang akan menjawab sepertimu, dan menggangap ini gila. tapi kita gak pernah tau hasilnya sebelum kita mencobanya. percayalah padaku. jawabnya mencoba meyakinkanku.

hmmmm....
kalau begitu aku akan mencobanya, walaupun sebenarnya jawaku taruhannya. tapi aku tidak mau dianngap sebagi pengecut...

kamipun mencoba untuk terbang bersama, aku mencoba bekerjasama, percaya sperti pesannya tadi. ternyata benar, kami berhasil terbang bersama sampai akhirnya kamipun tiba dikayangan..

wwwwwwwaaaaaaaaooooooooo.... itulah ekspresiku ketika pertama sampai tiba dikayangan..
bagaimana tidak, pemandangannya sangat indah. dikelilingi bunga-bunga cinta, dialasi oleh permadani kasih sayang dan dinaungi oleh langit-langit kesetiaan...
sungguh tiada yang dapat menandingi indahnya tempat ini selain syurga milik-Nya.

namun ditengah ketakjubannku, tiba-tiba sang peri berkata dengan lembut..
waktumu disini tidak akan lama, kau hanya mempunyai waktu sekitar 45 menit untuk berada disini..

kenapa begitu??? tanyaku kecewa.

itu karena tadi kau ragu untuk terbang kesini dengan hanya satu sayap saja. jawabnya sedikit serius..

serius??? tanyaku seakan tidak percaya

iyaaaaa... jawabnya lagi.

karena keindahan tempat ini, waktu 45 menit seakan terasa 45 detik. seakan waktu tidak mau berdamai denganku lewat begitu saja. diantar oleh sang peri dengan penuh kesedihan akupun kembali ke asalku. tetap dengan memakai satu sayap, dengan bermodal saling percaya dan kerjasama. akhirnya kami sampai lagi ditempat semula.

setelah mengantarku, sang peri kembali ke kayangannya dan akupun mengembalikan sayapnya. tapi ia menolak untuk mengambil kembali sayapnya itu.
sebelum ia terbang aku bertanya, apakah kau bisa terbang dengan hanya menggunakan satu sayap saja???
sedangkan aku sudah tidak bersamamu lagi???

aku bisa, walaupun dirimu sudah tidak bersamaku lagi. tapi banyanganmu, keprcayaanmu, akan selalu menemaniku. dan itulah yang membuat diriku bisa kembali lagi ke kayanganku. jawabnya dengan wajah sedih berlinang air mata.

apakah kau akan kemali untuk mengambil sayapmu ini??? tanyaku

itu pasti, karena aku tidak akan bisa terus hidup apabila hanya ditemani oleh banyanganmu tanpa ditemani oleh ragamu. tanpa ditemani oleh sebilah sayapku yang telah melekat pada dirimu.

kapan kau akan kembali untuk sebilah sayapmu ini??? tanyaku dengan suara lemah

akupun tidak akan pernah tau kapan, cepat atau lambat. semuanya itu hanya waktu yang dapat menjawabnya...
tapi mungkin saja aku tidak akan kembali, karena mati oleh kesendiriaanku..
bila itu terjadi, rawatlah sebilah sayapku itu. dan berikanlah kepada orang yang akan selalu menjagamu dan membuatmu percaya pada sebuah keajaiban. dan tentunya ia juga percaya pada semua takdir TUHANnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar